October 7, 2024

Halo! apa kabar sobat ngulik, semoga senantiasa sehat jasmani dan rohani ya. Bagaimana ngopi di akhir pekan ini? Sembari berbincang hangat bersama teman, keluarga dan orang terkasih, akan lebih menyenangkan kalau didampingi secangkir kopi. Seperti cerita kita pada artikel Kopi di Era Modern, kali ini ngulik enak berkesempatan membagikan kopi yang punya cerita panjang, sampai dia siap menemanimu banyak bercerita.

Rumah, kafe, berkemah, dan masih banyak lagi tempat favorit yang sebagian besar akan menawarkan teman berkegiatan kita, kopi. Sadar atau tidak, biji buah satu ini ada dimana-mana, terutama negara kita yang begitu kaya dengan berbagai jenis kopi, baik robusta ataupun arabika. Mau kopi instan, seduh manual, seduh mesin, dan masih banyak lagi, semua ada! Harganya? Tinggal pilih sesuai isi kantong bukan?

Masih dari Siborongborong, Tapanuli Utara, Sumatra Utara. Tempat berangkatnya kopi kami yang sedang diproses sampai siap sedih di Semarang. Jauh bukan?

Foto buah kopi yang kemungkinan besar saat ini sudah dipanen dan mulai diproses. Nampak sehat dan segar! Terima kasih kepada seluruh petani kopi di Indonesia karena merawat dan mendistribusikan kopi terbaik ke penjuru tanah air. Sebabnya, untuk bisa menghasilkan buah yang berkualitas, perlu dirawat dengan baik, sangat-sangat baik. Misalkan gulma, tidak maukan kalau buahnya jadi kurus-kurus karena “rebutan” nutrisi dengan rumput dan ilalang? Penyiangan dengan berbagai macam cara dan rutin tentu saja. Hama kopi yang sering menyerang juga tidak bisa diabaikan, pemangkasan ranting yang kering, dan masih banyak lagi. Perawatan yang harus senantiasa dilakukan dengan konsisten!

Setelah semua berjalan lancar, dan buah-buah kopi yang hijau berubah menjadi kekuningan dan akhirnya memerah seperti buah cherry.

Jangan buru-buru! Foto di atas adalah pemetikan yang tidak dianjurkan, sisa rating hijau yang masih menempel di buah kopi tersebut, seharusnya tidak diperbolehkan.

Seperti foto diatas beru mantab! Petik merah merona. Ranting yang tersisa pada buah masih bisa menghasilkan buah pada musim selanjutnya, oleh sebab itu harus bersih sempurna seperti di atas.

Setelah buah kopi terkumpul, mari rendam di air dan pisahkan dari buah yang terapung. Buah yang terapung disinyalir memiliki biji yang kurang bagus. Karena proses kali ini adalah semi/full wash, jadi buah kopi akan dicuci 1-2 kali untuk menghilangkan kulit, daging buah dan lendir yang melekat pada biji kopi.

Setelah itu, mari kita kupas untuk memisahkan kulit, daging buah dari bijinya.

 

Setelah proses pertama ini, biji kopi akan dicuci sampai bersih sekaligus untuk mengelompokkan berdasarkan gradenya. Kemudian masih digiling lagi sampai benar-benar bersih. Tenang saja, proses grading hanya mengelompokkan kualitas kopi untuk menentukan segmen penjualan nantinya. Masih melewati satu malam dalam perendaman, setelahnya biji kopi yang sudah bersih di jemur.

Setelah mencapai kadar air berkisar 12% maka kopi siap untuk didistribusikan. Nah, sampai di sini, apabila kopi mengalami perlakuan penyimpanan yang baik, aroma dan rasanya akan awet dan tidak “menyerap” aroma disekitarnya, walaupun tidak sesederhana itu, kurang lebih begitu, tahu kan kenapa kopi sering digunakan untuk pengharum ruangan? Selain aromanya yang harum khas, dia juga memiliki sifat “menyerap” aroma di lingkungannya. Itulah mengapa setelah kering, kopi disimpan dan ditutup rapat-rapat. Oke, setelah kopi berhasil didistribusikan ke teman-teman semua, barulah kopi bisa kita sangrai sesuai dengan profil roasting yang kita inginkan.
Proses sangrai atau roasting sendiri juga memiliki berbagai macam variabel sampai bisa menemukan profil yang pas dan sesuai dengan yang diharapkan. Setelah matang, kopi siap digiling untuk diseduh. Penyeduhan, seperti yang kita ketahui bersama, variabel dari A-Z juga berkontribusi diri kita untuk senantiasa mengulik untuk menemukan cita rasa yang pas sesuai dengan yang diharapkan.

Kuncup yang menjadi bunga, melewati badai hujan bermalam-malam. Menjadi buah yang disukai manusia dan binatang, setelah berhasil masak pohon, melewati air-air dingin dan pisau-pisau tajam. Direnggangkan dengan terik matahari. Dikekap rapat-rapat dalam wadah, agar senantiasa sempurna sejak awal. Suhu semakin meninggi sampai ratusan derajat celcius dalam tungku, biji yang hijau menjadi kecoklatan berbarengan dengan suara retakan yang terakumulasi sampai riuh, aromanya harum menggoda. Setelah masuk dalam toples-toples kaca, biji kopi dikeluarkan dan digilas sampai halus, suhu meninggi lagi, tapi kini dengan air. Ahh… Nikmat sekali…

Membayangkannya saja membuat angan-angan kami terbang jauh. Kopi yang punya cerita begitu panjang, sampai dia siap menemani kita semua banyak bercerita, bercengkrama dengan orang-orang terkasih. Terima kasih kepada Kak Lieve yang memberikan izin kepada tim ngulikenak untuk membagikan cerita dari kebun kopi beliau. Terima kasih sudah membaca, salam ngulik-ngopi!

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *