October 3, 2024
coffee and money

coffee and money

Dewasa ini, olahan berbahan dasar kopi semakin populer, terutama minuman berbahan dasar kopi yang semakin ramai peminat. Ngulikenak berkesempatan membagikan cerita mengenai keuntungan dan kejayaan industri kopi yang penulis alami.

Industri Kopi

Perkembangan zaman ikut berperan dalam kemajuan produksi kopi. Sebut saja pengolahan biji kopi yang melibatkan mesin, guna memenuhi kuantitas yang dibutuhkan pasar. Kualitas juga tidak mau kalah, penggunaan mesin yang menggunakan sensor optik, juga digunakan untuk mengejar kuantitas yang dibutuhkan pasar. Faktanya, kopi tetap membutuhkan campur tangan manusia, bahkan di setiap prosesnya. Industri kopi sangatlah kompleks dan memiliki alur yang begitu panjang. Ngulikenak akan bagi menjadi 3 bagian utama diikuti penjelasan mengenai detail dari setiap peluang perdagangan kopi yang memungkinkan untuk dimasuki.

Sumber Daya Alam

Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan di Indonesia, dilansir dari situs Kementrian Perdagangan Republik Indonesia. Masuk ke dalam 10 produk utama indonesia, yang membuktikan kekayaan sumber daya alam Kopi begitu melimpah di negara ini. Ketersediaan sumber daya alam kopi yang begitu melimpah, lekat dengan sejarah bangsa Indonesia, dan sudah ada bahkan sebelum negara ini terbentuk. Merujuk pada Commodity Markets Outlook dari worldbank, baik produksi maupun harga kopi di pasar dunia mengalami kenaikan 20% per kuartal 3 tahun 2021, hampir 40% dari tahun sebelumnya. Industri kopi bahkan terus bergerak maju ditengah pandemi yang melanda seluruh dunia.

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat tingkat konsumsi pasar yang menggiurkan, bagaimana cara memanfaatkannya?

Kebutuhan

Peredaran kopi yang begitu tinggi, dapat dibayangkan berapa miliar cangkir kopi tersaji setiap harinya. Menjawab peluang apa saja, dan cara memenuhi kebutuhan pasar, yang berarti mendatangkan keuntungan bagi penggiatnya, ada beberapa yang sudah ngulikenak rangkum.

Segmen

Fakta bahwa ada miliaran cangkir kopi yang dikonsumsi setiap harinya, bukan berarti mereka semua berasal dan memiliki kualitas kopi yang sama. Misalnya C Market yang merupakan pasar komoditas global yang beroperasi menggunakan mata uang US dollar, dan memiliki sistem perdagangan baku antara penjual dan pembeli secara global. Termasuk harga dan permintaan pasar yang disepakati antara penjual dan pembeli, umumnya dalam bentuk kontrak. Pada tabel dari worldbank di atas, merupakan salah satu contoh C Market.

Beda halnya dengan specialty coffee yang secara spesifikasi memiliki “skor” yang lebih tinggi dibanding kopi komersial. Skor yang didapat dari cupping tersebut menjadi tolok ukur dari kualitas biji kopi. Merujuk pada protokol yang ditetapkan oleh Specialty Coffee Association (SCA), cupping score yang diperoleh selain digunakan sebagai tolok ukur dari kualitas biji kopi, juga dapat digunakan sebagai modal awal untuk mengetahui biji kopi tersebut akan cocok pada segmen seperti apa.

  • 90-100 – Outstanding – Specialty
  • 85-99.99 – Excellent – Specialty
  • 80-84.99 – Very Good – Specialty
  • < 80.0 – Below Specialty Quality – Not Specialty

Semakin tinggi cupping scorenya, berarti semakin tinggi kualitas biji kopinya, tentu saja akan semakin tinggi pula harga jual biji kopi tersebut. Lazimnya, peredaran specialty coffee juga relatif terbatas, dan tidak terpaku pada harga pada C Market. Cupping score barulah salah satu faktor dimana kita bisa menentukan segmen pasar yang ingin kita masuki. Lebih lanjut mengenai segmen pasar komoditas kopi yang bisa kita masuki, kita akan menjumpai berbagai cara berdagang, mulai dari produksi biji kopi, pemrosesan biji kopi, sampai menjadi produk turunan seperti makanan dan minuman.

Penjualan

Lebih lanjut mengenai segmen pasar komoditas kopi yang bisa kita masuki, kita akan menjumpai berbagai cara berdagang, mulai dari produksi biji kopi pasca panen, pemrosesan biji kopi, sampai menjadi produk turunan seperti makanan dan minuman.

Bahan Mentah

Penjualan dalam bentuk bahan mentah, entah masih dalam bentuk buah kopi atau red cherry coffee, green bean yang merupakan biji kopi yang sudah dikupas dan siap untuk di roasting/sangrai, bahkan roasted bean/kopi sangrai, yang semuanya merupakan produk kopi yang belum bisa dikonsumsi secara langsung.

Kita ambil contoh Warung Kopi Mayar, warung milik kawan ngulikenak ini “mengkonsumsi” bahan mentah yang dijual oleh petani-petani kopi di sekitar Jawa Tengah. Baik itu red cherry coffee untuk keperluan proses, dan green bean siap roasting. Karena pada prakteknya, metode konsumsi bahan mentah demikian akan memangkas banyak sekali biaya. Memanfaatkan segmen, seperti yang sudah disinggung sebelumnya, secara efisien akan meningkatkan mutu dari biji kopi, juga dapat memotong harga jual. Harapannya, kopi dengan kualitas tinggi, dapat dijual dengan harga rendah.

Peluang menjual bahan mentah sangatlah terbuka lebar, terlebih lagi tidak sedikit dari produk turunan kopi seperti coffee shop, kedai kopi, dan warung kopi, memiliki kriteria biji kopi yang beragam. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan kita hadir dan menawarkan biji kopi mentah sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh setiap penjual produk turunan kopi tersebut. Perlu diingat bahwa konsumen dari penjual minuman kopi tadi memiliki segmen atau pangsa pasar yang berbeda-beda, dengan kita mampu untuk menilai kualitas suatu biji kopi, praktis akan meningkatkan efisiensi operasional kita dalam menjual bahan mentah, yaitu buah atau biji kopi.

Olahan Berbahan Dasar Kopi

Setelah kita membicarakan mengenai bahan mentah dari biji kopi, selanjutnya kita membahas mengenai produk yang dapat dihasilkan dari biji kopi. Kita ambil contoh Warung Kopi Mayar, warung milik kawan ngulikenak ini “mengkonsumsi” bahan mentah untuk diproses secara mandiri. Hasil akhirnya adalah minuman berbahan dasar kopi. Pada prakteknya, menu olahan berbahan dasar kopi yang dijual oleh Warung Kopi Mayar menggunakan dan memiliki kriteria biji kopi yang berbeda-beda. Mengapa hal ini bisa terjadi? Ingat, sumber daya alam kopi melimpah di Indonesia, tidak hanya kuantitas, secara kualitas juga tidak perlu diragukan lagi. Melimpahnya ketersediaan biji kopi ini merupakan kesempatan emas, dimana kita bisa membuat menu olahan, khususnya minuman, dengan memanfaatkan jenis kopi, proses, dan profil roasting secara spesifik, untuk menghasilkan minuman yang memiliki ciri khas tersendiri.

Masih ada lagi yang tidak kalah populer dan memiliki banyak peminat adalah pengharum menggunakan biji kopi. Pengharum dalam bentuk kantong dan tidak lebih dari 50g ini cukup populer dan kerap diguakan sebagai pengharum pada kendaraan bermotor roda 4. Sangat memungkinkan untuk memproduksi secara mandiri atau menjualkan kembali.

Jasa

Mesin sangrai kopi bukanlah alat yang murah, belum perawatan yang tidak murah juga, menjadikan alat sangrai/roasting kopi bukanlah alat yang lazim layaknya penggiling/grinder kopi manual yang bisa kita dapatkan dengan mudah. Menyediakan jasa roasting atau sangrai kopi merupakan peluang yang cukup menjanjikan. Fakta bahwa, semua orang bisa menyangrai/me-roasting kopi, tapi belum tentu mampu menghasilkan biji kopi sangrai yang sesuai dengan kebutuhan, dengan kata lain hasil sangrai/roasting yang tidak maksimal, yang berimbas pada hasil cita rasa yang “kurang” maksimal.

Memiliki jejaring sekaligus wawasan mengenai pengolahan kopi pasca panen, merupakan salah satu peluang yang menjanjikan. Sebut saja coffee shop, warung, dan kedai kopi yang menjual minuman berbahan dasar kopi, memiliki kriteria biji kopi yang berbeda-beda. Hal ini merupakan kelanjutan dari menyuplai biji kopi mentah, karena kita akan melakukan pengolahan pasca panen, langsung saat masih dalam bentuk buah. Tujuannya adalah untuk menyediakan kebutuhan setiap penjaja minuman kopi secara spesifik. Sebut saja coffee shop A, membutuhkan kopi Arabika specialty natural process dengan grade terbaik. Coffee shop B membutuhkan kopi Arabika natural process non specialty. Sekali kita membuat biji kopi dengan natural proses, dapat disalurkan ke kedua coffee shop tersebut. Karena setelah melalui proses sortir, akan menghasilkan biji kopi dengan grade yang berbeda-beda pula. Perlu diingat bahwa hal tersebut merupakan contoh sederhana, karena pada prakteknya, pengolahan pasca panen memerlukan dedikasi dan effort yang tinggi!

Masih membicarakan mengenai suplai. Peluang lain adalah menjadi pengepul, mengumpulkan semua biji kopi kemudian mengelompokkan berdasarkan kualitasnya. Keuntungannya adalah memiliki cakupan lebih luas, karena cenderung mengumpulkan dan mendistribusikan kopi non specialty, yang artinya kopi komersial, dengan harga yang relatif lebih rendah, namun dengan kuantitas yang relatif lebih besar.

Kesimpulan

Harapannya, dari penjelasan singkat di atas, teman-teman semua memiliki gambaran bahwa menjual kopi tidak hanya berpusat pada produk turunannya misalkan minuman. Terdapat banyak sekali peluang yang terbuka lebar, apalagi kopi di era modern seperti sekarang. Membangun jejaring, mendapatkan suplai, sekaligus mendistribusikan akan sangat terbantu dengan adanya internet, yang mampu menghubungkan kita dengan dunia luar dengan tidak terbatas. Semoga bermanfaat dan selamat ngopi!

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *