Halo sobat ngulikenak! Sudah lama sekali tidak menikmati seduhan kopi cold brew ini. Padahal menurut saya, ini adalah salah satu metode seduh yang paling sederhana. Pembedanya adalah waktu ekstraksi kopi yang memang membutuhkan waktu paling tidak 8 jam.
Versi Robusta
Kami mendapat kesempatan untuk menjajal Robusta Honey dengan profile dark roast, dan Arabika Natural medium roast. Saya sendiri ragu ketika robusta dengan profil dark roast diseduh menggunakan metode ini, tapi sepertinya menarik.
Langsung saja, setelah menunggu kurang lebih 8 jam, dan akhirnya robusta honey dengan profil dark roast siap untuk dicicipi. Sweetness nyaris tidak terasa, bitter sangatlah tinggi tentu saja, body cenderung rendah, tasting note: nutty, ada rasa kelapa yang tipis, dark chocolate-hint.
Takaran yang saya gunakan adalah 1 gram kopi untuk 20 ml air. Saya melakukan penyaringan menggunakan dripper V60 beserta kertas penyaring yang sudah dibilas menggunakan air panas sebelum digunakan.
Bagaimana kalau kertasnya tidak dibilas terlebih dahulu, apakah bisa langsung digunakan? Bisa-bisa saja, tapi bagi kami pribadi, akan lebih maksimal kalau kertasnya dibilas terlebih dahulu sebelum digunakan. Penyaringnya tidak harus seperti yang kami gunakan. Teman-teman bisa menggunakan saringan lain yang tersedia, yang penting ampas kopinya tidak ikut ke gelas saji saja.
Versi Arabika
Dihari yang sama, kami melanjutkan untuk membuat cold brew dari Arabika natural process dari Gunung Sindoro. Dengan takaran yang masih sama 1:20. Pembuatannya juga sangatlah sederhana. Berikut alat bahan yang kami gunakan. Kopi, air, toples penyimpan, penggiling kopi/grinder.
Giling kopi dengan ukuran kasar. Sebenarnya tingkat gilingan bisa disesuaikan dengan selera kita, misal untuk menambah body, bitter, atau rasa yang lebih intens, bisa memperhalus gilingannya. Akan tetapi untuk mengeluarkan rasa-rasa “segar” yang menjadi ciri khas dari arabika. Kopi bisa digiling agak kasar.
Masukkan kopi ke dalam toples penyimpanan yang kemudian ditambahkan air sesuai dengan takaran atau perbandingan yang diinginkan. Kami menggunakan takaran 1:20, karena mengharapkan rasa yang ringan, acidity yang segar, body yang tidak terlalu tebal.
Misalkan kita membuat cold brew pada pagi hari jam 8. Sekitar jam 4 sore, kopi sudah siap kita nikmati. Kopi yang kami seduh pada siang hari ini bisa dinikmati sore hari ketika warung sudah buka. Kami berkesempatan menyeduh di Warung Kopi Mayar, yang menyediakan semua alat dan bahannya. Syukurlah, sore harinya bisa kami icip dengan senang hati.