October 7, 2024

Identitas Biji Kopi

Secara umum kopi dikelompokkan menjadi dua jenis, Arabika dan Robusta. Coffea arabica dan C. canephora yang menjadi penyumbang produksi kopi di dunia. C. arabica terbagi lagi menjadi dua varietas yaitu Typica dan Bourbon, dan yang paling umum dari Robusta adalah C. canephora.
Perlu diketahui sebelumnya, kalau hasil akhir di setiap cangkir seduhan kita, merupakan jalan yang panjang dan bahkan tidak dapat diprediksi kala dia diproduksi. Sebut saja tempat pohon kopi tersebut tumbuh, pupuk yang digunakan, sampai perlakuan proses yang beragam. Oleh sebab itu, keunikan cita rasa dari biji kopi juga akan menjadi beragam. Pada suatu contoh, ada kopi yang tumbuh pada daerah tertentu, dengan kondisi dan lingkungan yang begitu spesifik, sampai pada proses pengolahannya menjadi green bean, dan didistribusikan, akan menciptakan cita rasa unik dari kopi tersebut.

Kopi Arabika

Biji kopi Arabika relatif mengandung kadar kafein yang lebih rendah dari biji kopi Robusta. Meskipun demikian, biji kopi Arabika dianggap memiliki keunggulan pada segi rasa, lebih ‘lembut’, dan memiliki tingkat acidity yang menyegarkan. Menurut International Coffee Organization(ICO), lebih dari 60% produksi kopi dunia berasal dari kultivar kopi Arabika. Kopi, yang sejarahnya lekat berawal dari Ethiopia, dan paling baik tumbuh pada dataran tinggi. Aroma harum bunga yang kemudian menghasilkan buah berbentuk elips, dengan sepasang biji pipih. Pohon dari kopi Arabika bisa tumbuh sampai 5 meter, tetapi akan maksimal produksi buahnya, ketika dipangkas dan dijaga tidak lebih dari 2 meter. Fakta menariknya, adalah kopi Arabika memiliki dua set kromosom yang memungkinkan untuk melakukan penyerbukan sendiri, hal ini menandakan perkembangannya relatif stabil dan kecil kemungkinan adanya perkawinan silang secara alami.
Varietas Bourbon relatif memiliki nilai jual lebih karena kompleksitas dan cita rasa yang seimbang. Pun juga melahirkan banyak mutasi dan subtipe berkualitas tinggi, seperti mutasi alami dari Caturra, San Ramon, dan Pascas. Sejumlah kultivar Bourbon juga telah dikembangkan lebih jauh lagi, guna menyesuaikan dengan iklim, lingkungan, dan ketinggian suatu daerah, misalnya varietas Blue Mountain yang hanya akan tumbuh subur pada daerah dataran tinggi. Contoh lain adalah Mundo Novo dan Yellow Bourbon.

Kopi Robusta

Kopi Robusta adalah varietas yang paling umum dari Coffea canephora, adik dari kopi Arabika. Kopi Robusta akrab dengan cita rasa kuat dan ‘tebal’, seringkali digunakan dalam campuran espresso karena mampu menghasilkan lapisan crema yang lebih baik dari saudara tuanya kopi Arabika. Keunggulan lainya adalah ketahanan kopi Robusta dari penyakit, salah satunya adalah karat kopi (Hemileia Vastatrix). Kopi Robusta juga mengandung lebih banyak kafein daripada kopi Arabika. Kandungan kafein bersamaan dengan asam klorogenat secara alami membentuk antioksidan, yang memungkinkan kopi Robusta memiliki mekanisme penangkalan terhadap hama dan penyakit. Akan tetapi, antioksidan yang terdapat pada Robusta juga berpotensi memproduksi asam lebih tinggi, dan ini dapat mengorbankan cita rasa/off flavor.
 

Kopi Robusta dapat tumbuh subur di dataran rendah, atau sederhananya, Robusta dapat tumbuh dengan baik pada keadaan dimana Arabika akan mudah sekali terserang hama dan penyakit. Kopi Robusta tumbuh dengan baik pada keadaan kelembaban tinggi, sifat dari Robusta yang self-sterile, memungkinkan penyerbukan dengan bantuan angin, lebah, kupu-kupu sangat diperlukan untuk perkembangbiakan alaminya.
Meskipun Robusta adalah varietas dan bukan spesies kopi itu sendiri, seperti dalam kasus Arabika, ada beberapa subtipe dari biji Robusta, dan masing-masing subtipe menunjukan serangkaian karakteristik unik, seperti kekebalan yang lebih besar terhadap penyakit, dan peningkatan kapasitas produksi dibandingkan dengan Arabika.

 

Kopi Liberika

Tumbuh dalam skala yang lebih kecil daripada C. arabica dan C. Canephora, kopi Liberika atau C. liberica adalah spesies yang jauh lebih tangguh daripada kedua saudaranya tersebut. Terkadang, Kopi Liberika juga menjadi pengganti, ketika Arabika dan Robusta sedang terserang penyakit serta hama yang cukup parah. Meskipun demikian, Liberika tidak begitu banyak andil dalam produksi kopi dunia. Cita rasa yang lebih pahit, seringkali dimanfaatkan sebagai bahan campuran dalam kopi dengan kualitas yang lebih bagus.

Kopi Liar dan Hybrid

Selain kopi Arabika, Robusta, Liberika, masih banyak lagi varietas lainnya, dan tetap menjadi sajian seduh, walaupun hal ini bukanlah hal umum untuk diperjualbelikan, karena mungkin memiliki nilai ekonomis yang relatif lebih rendah. Misalkan kopi liar yang tidak terhitung jumlahnya, dapat ditemukan tumbuh hampir secara eksklusif di lingkungan alami mereka. World Coffee Research (WRC) mengumpulkan dan melestarikan sampel kopi Arabika liar dari Ethiopia dan Sudan Selatan. Basis genetik bentuk budidaya Arabika sangatlah terbatas, sehingga membuat katalog varietas liar akan membantu memastikan bahwa genetik varietas dapat dimanfaatkan dalam program perkembangan masa depan.

Penjelajahan Baru Saja Dimulai…

Mungkin cukup membingungkan ketika kita mulai mempelajari genetik, bahkan ketika menarik benang merah lurus sampai ke asalnya. Setidaknya, kita sudah mengenal beberapa kopi yang lazim dijumpai di pasar tanah air. Berbekal pengetahuan dasar itulah, kita bisa mengetahui lebih lanjut lagi mengenai karakteristik setiap kopi, di setiap daerah secara lebih detail dan spesifik.
Mengapa hal ini diperlukan? Semoga asumsi saya ini keliru, ada kekhawatiran bahwa kopi yang beredar dan biasa dikonsumsi dalam beraneka ragam sajian. Cerita kali ini merupakan salah satu bagian dari perjalanan panjang yang dilewati kopi, sampai bisa kita nikmati.

Kopi yang memiliki cita rasa ‘asam’ akan langsung relevan dengan Arabika yang kaya akan cita rasa segar. Pernyataan tersebut merupakan salah satu contoh yang cukup menarik, hal ini akan mempermudah untuk melangkah ke tahap selanjutnya, yaitu cupping. Mencicipi, bahkan mengevaluasi cita rasa kopi dengan cara yang paling sederhana dan ringkas. Melatih indera sebagai penikmat kopi untuk lebih peka. Walaupun, tidak serta merta akan membuat kita dapat memilih kopi mana yang cocok dan sesuai selera. Setidaknya hal ini merupakan langkah awal yang tepat untuk memulai mengenal dan memilih kopi mana yang sesuai. Selamat ngulik-ngopi!

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *