Pernah kepikiran nggak, kalau suatu saat nanti kita bisa tahu masa depan dengan pasti? Bukan dengan tarot atau ramalan bintang, tapi lewat perhitungan yang presisi. Nah, di awal abad ke-19, seorang matematikawan dan astronom bernama Pierre-Simon Laplace punya ide gila: kalau kita tahu posisi dan kecepatan semua partikel di alam semesta pada satu titik waktu, kita bisa memprediksi segala sesuatu yang akan terjadi di masa depan—bahkan sampai ke hal-hal paling kecil.
Konsep ini dikenal sebagai Laplace’s Demon, atau dalam bahasa gampangnya, kalau kita punya cukup data dan alat hitung yang sempurna, maka seluruh peristiwa di alam semesta sudah bisa diprediksi dari awal hingga akhir. Artinya, nggak ada yang namanya kebetulan atau kejadian acak. Semuanya adalah hasil dari sebab dan akibat yang sudah ditentukan.
Dunia yang Terkunci dalam Kepastian?
Laplace pada dasarnya adalah seorang determinis sejati. Ia percaya kalau semua yang terjadi di alam semesta itu kayak rantai reaksi domino—satu hal menyebabkan hal lain, dan seterusnya tanpa ada celah buat ketidakterdugaan. Dalam pandangan ini, kalau ada makhluk super cerdas (si Demon tadi) yang bisa tahu posisi dan kecepatan semua partikel, maka masa depan bukan lagi misteri.
Konsep ini terdengar logis kalau kita pakai hukum fisika klasik Newtonian, di mana semua benda bergerak mengikuti aturan yang jelas. Kalau kita tahu gaya yang bekerja pada sebuah planet, kita bisa menghitung di mana planet itu akan berada dalam 100 tahun ke depan. Begitu juga kalau kita tahu kecepatan angin dan gaya dorong bola, kita bisa prediksi ke mana bola itu akan jatuh. Dunia dalam pandangan Laplace adalah sistem mekanis raksasa yang semuanya sudah “terprogram” sejak awal.
Kenapa Teori Ini Mulai Goyah?
Masalahnya, dunia nyata nggak sesederhana itu. Ada dua pukulan telak buat teori Laplace: mekanika kuantum dan teori chaos.
Pertama, mekanika kuantum. Di skala partikel subatomik, ternyata ada sesuatu yang nggak bisa diprediksi secara pasti. Prinsip ketidakpastian Heisenberg bilang kalau kita nggak bisa tahu posisi dan kecepatan sebuah partikel secara bersamaan dengan akurat. Jadi, ide bahwa kita bisa menghitung segala sesuatu dengan kepastian mutlak jadi mustahil.
Kedua, teori chaos. Beberapa sistem di alam semesta ternyata sangat sensitif terhadap kondisi awal. Contohnya cuaca: perubahan kecil di atmosfer bisa bikin efek yang sangat besar di masa depan—dikenal sebagai butterfly effect. Ini berarti, meskipun kita tahu banyak tentang keadaan sekarang, prediksi jangka panjang tetap nggak bisa 100% akurat.
Teori Laplace di Zaman Modern
Meskipun nggak sepenuhnya benar, ide Laplace tetap punya pengaruh besar di banyak bidang. Misalnya, kecerdasan buatan (AI) dan big data bekerja dengan prinsip mirip: semakin banyak data yang kita punya, semakin akurat prediksi yang bisa dibuat. Algoritma di media sosial, misalnya, mencoba “meramal” apa yang bakal kamu suka atau klik selanjutnya, berdasarkan data kebiasaanmu sebelumnya. Mungkin kita belum bisa menebak masa depan sepenuhnya, tapi pendekatan deterministik masih berguna buat banyak hal.
Di sisi lain, semakin berkembangnya pemahaman kita soal ketidakpastian, banyak ilmuwan lebih memilih pendekatan probabilistik ketimbang deterministik. Artinya, daripada menganggap sesuatu sudah “tertakdir,” lebih masuk akal kalau kita melihatnya sebagai kemungkinan dengan berbagai faktor yang mempengaruhi hasil akhirnya.
Kesimpulan: Apakah Masa Depan Bisa Diprediksi?
Laplace mengajarkan kita bahwa alam semesta adalah sistem yang terstruktur dan punya hukum-hukum yang bisa dipahami. Tapi, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, kita sadar kalau realitas lebih kompleks dari yang diperkirakan. Prediksi memang bisa dilakukan, tapi selalu ada batasannya.
Jadi, apakah segala sesuatu di dunia ini sudah ditentukan sejak awal? Atau masih ada ruang buat kebebasan dan kejutan? Jawabannya mungkin ada di antara keduanya—dan justru di situlah serunya memahami dunia ini.

Karakter sederhana yang menyukai kompleksitas. Punya ketertarikan yang sedikit tidak wajar dengan hal yang berbau kontradiksi. Juga salah satu saksi dibalik lahirnya Ngulik Enak.
Leave a Reply