Kenapa Perawat di Indonesia Disebut “Suster”?

Suster

Pernah bertanya-tanya kenapa perawat di Indonesia sering disebut suster? Istilah ini memang sudah melekat, bahkan jadi panggilan sehari-hari untuk para tenaga medis di rumah sakit. Tapi ternyata, di balik kata tersebut, ada sejarah panjang yang menarik untuk diulas. Yuk, kita telusuri!

Awal Mula Perawatan di Gereja Abad Pertengahan

Pada abad pertengahan di Eropa, layanan kesehatan seperti rumah sakit modern belum dikenal. Saat itu, orang sakit dirawat di tempat-tempat yang dikelola oleh gereja. Gereja menyediakan layanan perawatan gratis untuk masyarakat, dan pendanaannya berasal dari sumbangan jemaat. Ini semacam “cikal bakal” rumah sakit yang kita kenal sekarang.

Namun, tenaga medis seperti dokter profesional juga belum ada. Pada masa itu, dokter lebih mirip dukun beranak atau tabib yang belajar langsung dari praktik lapangan, tanpa pendidikan formal seperti saat ini. Karena jumlah dokter sangat sedikit, mereka sering dibantu oleh para biarawati yang berdedikasi melayani pasien di bawah gereja. Menariknya, peran “perawat” pertama dalam sejarah justru dijalankan oleh para biarawati ini!

Transisi ke Rumah Sakit Modern

Seiring waktu, peran pelayanan gereja dalam merawat orang sakit menjadi lebih sistematis. Tradisi ini berkembang menjadi rumah sakit dengan manajemen lebih formal, lengkap dengan dokter dan perawat seperti yang kita kenal sekarang. Namun, peran biarawati tetap kuat dalam sejarah awal perawatan medis, terutama di Eropa.

Dari Zuster ke Suster

Di sinilah kita masuk ke bagian menariknya: asal usul istilah suster. Dalam bahasa Inggris, biarawati disebut nun, tetapi kalau memanggil langsung, biasanya digunakan panggilan sister. Misalnya, seseorang akan memanggil biarawati bernama Maria dengan “Sister Maria.”

Di Belanda, biarawati juga dipanggil dengan istilah serupa, yaitu zuster. Istilah ini secara harfiah berarti “saudara perempuan” tetapi juga digunakan sebagai bentuk penghormatan untuk biarawati. Nah, karena banyak rumah sakit di Indonesia pada masa kolonial Belanda dikelola oleh mereka, istilah zuster pun diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi suster.

Hubungan Biarawati dan Perawat

Sejarah ini erat kaitannya dengan fakta bahwa peran perawat awalnya dilakukan oleh biarawati. Di Belanda, panggilan zuster untuk biarawati kemudian meluas menjadi panggilan untuk semua perawat, baik mereka biarawati maupun bukan. Ketika sistem rumah sakit modern diperkenalkan di Indonesia pada masa penjajahan, istilah ini ikut terbawa. Akhirnya, zuster diadaptasi menjadi suster dalam bahasa Indonesia.

Jejak Sejarah yang Melekat

Jadi, kenapa perawat di Indonesia disebut suster? Jawabannya adalah karena sejarah perawatan kesehatan yang erat kaitannya dengan peran biarawati di masa lalu. Walaupun kini istilah suster sudah tidak lagi merujuk pada biarawati, tetapi sejarahnya tetap melekat hingga sekarang.

Kesimpulan

Istilah suster tidak sekadar panggilan biasa, tetapi menyimpan cerita panjang dari abad pertengahan hingga masa kolonial. Dari peran biarawati di gereja, pengaruh bahasa Belanda, hingga adaptasi di Indonesia, semua menjadi bagian dari sejarah istilah ini. Jadi, setiap kali

Penulis

Tagar terkait :


Popular Posts

2 responses to “Kenapa Perawat di Indonesia Disebut “Suster”?”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *