Milenial Berjalan Agar Gen-Z Bisa Berlari

milenial tersenyum saat gen-z bisa berlari bebas

Ada ungkapan lama yang bilang: “Generasi sebelum kita menanam, agar kita bisa memanen.” Di era digital ini, bisa jadi versinya berubah jadi: Milenial berjalan, agar Gen Z bisa berlari.

Terdengar dramatis? Mungkin. Tapi kalau kita tarik ke realita sosial, budaya, dan teknologi hari ini—ada benarnya juga. Banyak hal yang sekarang jadi normal buat Gen Z dulunya adalah perjuangan panjang milenial. Dari urusan mental health sampai gaya kerja fleksibel, dari hak untuk bersuara sampai kebebasan berekspresi di internet—semuanya pernah jadi ladang tempur milenial.

1. Mental Health: Dari Bisik-Bisik Jadi Buka-Bukaan

Milenial tumbuh di masa ketika ngomongin kesehatan mental itu tabu. Depresi sering disamarkan jadi “kurang ibadah”, burnout dianggap lemah, dan curhat bisa jadi bahan gunjingan. Tapi justru karena pernah terjebak di ruang gelap itu, banyak milenial yang memperjuangkan agar topik ini bisa keluar ke permukaan.

Hari ini, Gen Z lebih bebas untuk bilang, “Aku lagi butuh waktu buat diriku sendiri,” dan itu bisa diterima. Tapi jalan menuju penerimaan itu dibuka oleh generasi yang sebelumnya diam—lalu pelan-pelan mulai bersuara.

2. Budaya Kerja: Dari 9-to-5 ke Fleksibel dan Bermakna

Dulu, kerja keras artinya datang pagi pulang malam. Milenial jadi generasi pertama yang mempertanyakan itu. Kenapa harus duduk 8 jam di kantor kalau bisa kerja dari rumah? Kenapa gaji tinggi harus dibayar dengan stres berkepanjangan?

Gelombang resign, freelance, digital nomad—semuanya muncul dari kegelisahan milenial. Gen Z sekarang bisa kerja sambil traveling, punya side hustle dari HP, bahkan bikin karier dari konten. Tapi semua itu muncul karena ada generasi sebelumnya yang berani bilang: “Kayaknya hidup nggak harus kayak gini terus, deh.”

3. Ekspresi Diri: Dari Takut Dianggap Aneh Jadi Bangga Unik

Banyak milenial tumbuh dengan rasa ingin jadi “normal”—nggak mau kelihatan beda, takut dianggap aneh. Tapi justru karena pernah ngerasa terkekang, banyak dari mereka yang akhirnya jadi pionir keunikan. Mereka mulai mengekspresikan diri lewat fashion, musik, opini, bahkan identitas gender dan orientasi seksual.

Gen Z hari ini bisa tampil sebebas mungkin di internet, dari gaya berpakaian sampai preferensi hidup, karena ada milenial yang dulu berjalan pelan sambil bilang, “Aku juga berhak jadi diri sendiri.”

4. Internet: Dari Eksplorasi ke Akselerasi

Milenial adalah generasi pertama yang tumbuh bersama internet. Mereka ngerasain era warnet, blog, forum gelap, dan sosial media pertama yang masih serba trial-and-error. Mereka belajar jadi digital native dengan segala risiko: oversharing, cyberbullying, hoaks.

Tapi justru karena mereka berjalan lebih dulu, Gen Z bisa langsung lari di jalan tol digital. Hari ini, Gen Z bisa bangun komunitas, personal branding, bahkan bisnis dari internet karena pondasi digitalnya sudah dikeraskan oleh para milenial.

Penutup: Estafet Perjuangan

Bukan berarti Gen Z tinggal enak—mereka punya tantangan sendiri. Tapi banyak kebebasan yang mereka nikmati hari ini, berasal dari generasi yang dulu jalan pelan-pelan sambil jatuh-bangun.

Jadi, kalau hari ini Gen Z bisa berlari, itu karena milenial pernah berjalan dengan susah payah.Dan mungkin nanti, Gen Z akan berjalan lagi—agar generasi setelahnya bisa terbang.

Tagar terkait :


Popular Posts

One response to “Milenial Berjalan Agar Gen-Z Bisa Berlari”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *