Mengapa Banyak Orang Dewasa Masih Nonton Tokusatsu?

serial tokusatsu, teman setia bahkan sampai dewasa

Kalau kita bicara soal tokusatsu—entah itu Kamen Rider, Super Sentai, atau Ultraman—kesannya memang tontonan anak-anak. Tapi coba deh lihat di berbagai forum, komunitas, atau kolom komentar video tokusatsu di internet—ternyata, banyak banget penggemarnya justru udah dewasa. Bahkan, komunitas fans dewasanya mungkin lebih aktif daripada anak-anak yang jadi target pasar utamanya. Banyak dari penonton dewasa ini yang masih setia mengikuti setiap seri yang rilis tiap tahunnya layaknya kita dulu sewaktu kecil yang setia menunggu serial anak-anak di minggu pagi.

Pertanyaannya, kok bisa tokusatsu masih punya daya tarik buat orang dewasa? Apakah mereka sekedar bernostalgia, atau ada sesuatu yang lebih dari sekadar aksi pahlawan bertopeng melawan monster? Yuk, kita ulik!

1. Nostalgia, Tapi Lebih dari Itu

Oke, kita akui dulu. Banyak orang dewasa yang masih nonton tokusatsu karena nostalgia. Mereka tumbuh besar dengan Kamen Rider, Super Sentai, atau Ultraman, dan ada rasa sentimental saat melihat kembali pahlawan masa kecil mereka. Tapi kalau cuma nostalgia, seharusnya mereka nonton sekali dua kali aja, kan? Faktanya, banyak yang terus ngikutin tiap seri baru setiap tahunnya.

Salah satu alasan utama mereka tetap bertahan adalah karena tokusatsu berkembang bersama penontonnya. Walaupun ditargetkan untuk anak-anak, banyak seri tokusatsu yang memasukkan elemen cerita yang bisa dinikmati oleh audiens dewasa. Ambil contoh Kamen Rider W yang punya elemen noir dan cerita detektif yang menarik, atau Gokaiger yang merayakan sejarah panjang Super Sentai dengan cara yang bisa dinikmati oleh fans lama dan baru.

Selain itu, banyak fans yang nggak cuma menikmati serialnya, tapi juga menikmati pengalaman kolektif sebagai bagian dari komunitas. Mereka menikmati diskusi teori, analisis karakter, dan bahkan mengoleksi merchandise seperti action figure atau belt henshin. Bagi sebagian orang, tokusatsu bukan sekadar tontonan, tapi juga bagian dari hobi dan passion mereka.

2. Cerita yang Lebih Dewasa dari yang Dikira

Sekilas, cerita tokusatsu memang terlihat simpel—pahlawan bertopeng melawan monster jahat, lalu menang di akhir episode. Tapi kalau kita lihat lebih dalam, banyak seri yang justru menawarkan narasi yang kompleks, penuh konflik emosional, dan bahkan tema-tema yang cukup berat untuk ukuran tontonan anak-anak.

Misalnya, Kamen Rider Build bukan sekadar tentang pertarungan superhero, tapi juga menyentuh isu perang, konspirasi politik, dan pengorbanan. Ultraman Nexus menghadirkan cerita yang lebih gelap dengan karakter-karakter yang harus berjuang menghadapi trauma mereka sendiri. Jetman dari Super Sentai bahkan memiliki drama romansa dan pengkhianatan yang jarang ditemukan dalam seri sejenis.

Tema-tema ini membuat serial tokusatsu tetap menarik bagi penonton dewasa, karena mereka bisa melihat aspek cerita yang lebih dalam daripada sekadar aksi laga. Banyak fans yang ketika masih kecil hanya menikmati sisi pertarungannya, lalu ketika menonton ulang saat dewasa baru sadar bahwa ada banyak hal yang lebih berarti dalam ceritanya.

3. Efek Visual & Koreografi yang Semakin Berkembang

Salah satu daya tarik utama tokusatsu adalah pertarungannya. Seiring waktu, industri ini terus berkembang, dan teknologi yang digunakan pun semakin canggih. Efek praktis yang dipadukan dengan CGI yang lebih modern membuat adegan pertarungan semakin spektakuler.

Tapi yang paling menarik justru koreografi pertarungannya. Berbeda dengan superhero barat yang sering mengandalkan CGI penuh, tokusatsu tetap mempertahankan elemen aksi nyata. Banyak aktor dan suit actor yang memiliki latar belakang seni bela diri atau stunt, sehingga adegan aksi terasa lebih nyata dan intens.

Contohnya, Kamen Rider Zero-One memiliki koreografi pertarungan yang dinamis dengan banyak adegan parkour, sedangkan Garo menampilkan pertarungan pedang yang dibuat dengan tingkat detail tinggi. Sementara di Super Sentai, kita sering melihat pertarungan tangan kosong yang dikombinasikan dengan efek praktis seperti ledakan dan gerakan kamera yang lebih sinematik.

Bagi penggemar dewasa, melihat bagaimana koreografi dan efek berkembang dari tahun ke tahun menjadi daya tarik tersendiri. Bahkan ada yang mengikuti tokusatsu hanya karena ingin menikmati adegan aksinya saja.

4. Filosofi dan Nilai Kehidupan yang Bisa Diterapkan

Walaupun ditargetkan untuk anak-anak, tokusatsu sering kali menyelipkan pesan moral yang universal dan bisa diterapkan dalam kehidupan. Bahkan, ada beberapa seri yang punya filosofi yang cukup dalam.

Misalnya, Kamen Rider Kuuga mengajarkan tentang pentingnya harapan dan keberanian menghadapi ketakutan. Kamen Rider Ex-Aid bukan hanya soal dokter dan virus game, tapi juga membahas kehilangan dan bagaimana seseorang bisa terus maju meskipun menghadapi tragedi. Ultraman Orb menyampaikan pesan tentang takdir dan pilihan dalam hidup.

Kadang, nilai-nilai ini lebih terasa bagi penonton dewasa karena mereka bisa mengaitkannya dengan pengalaman hidup mereka sendiri. Tokusatsu bukan sekadar hiburan, tapi juga bisa menjadi sumber inspirasi dan motivasi.

5. Budaya dan Komunitas yang Kuat

Satu hal yang membuat penggemar tetap bertahan adalah komunitasnya. Tokusatsu memiliki basis penggemar yang aktif di seluruh dunia, mulai dari forum diskusi, grup media sosial, hingga event seperti konvensi dan fan meet-up.

Banyak penggemar yang menikmati berbagi teori, membahas perkembangan cerita, atau sekadar berbagi koleksi mereka dengan sesama fans. Bahkan ada komunitas yang secara aktif menerjemahkan episode tokusatsu ke berbagai bahasa supaya lebih banyak orang bisa menikmatinya.

Komunitas ini menciptakan rasa kebersamaan yang kuat. Bagi banyak orang, menjadi bagian dari fandom tokusatsu bukan hanya soal menonton serialnya, tapi juga berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama. Ini yang membuat mereka tetap bertahan meskipun sudah dewasa.

Kesimpulan

Bagi penonton dewasa, tokusatsu bukan sekadar tontonan masa kecil yang terlupakan. Ia adalah teman yang tumbuh bersama, mengingatkan bahwa seberapa pun berat hidup, selalu ada alasan untuk bangkit dan berjuang. Dan di tengah hiruk-pikuk dunia orang dewasa, tokusatsu tetap setia memberi pengingat sederhana—bahwa kita semua adalah pahlawan dalam kisah hidup kita sendiri.

Kalau kamu bagaimana? Apakah tokusatsu juga masih menjadi bagian dari hidupmu sampai sekarang? Karakter atau serial mana yang paling membekas buat kamu? Yuk, bagikan cerita dan pengalaman mu di kolom komentar sambil teriak, henshin!

Tagar terkait :


Popular Posts

2 responses to “Mengapa Banyak Orang Dewasa Masih Nonton Tokusatsu?”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *