Kalau Dmitri Mendeleev hidup di era sekarang, dia mungkin bisa jadi bintang tamu tetap di acara talk show ilmiah. Gimana nggak? Ilmuwan berjanggut tebal asal Rusia ini bukan cuma menyusun tabel periodik, tapi juga meramalkan masa depan unsur-unsur yang bahkan belum ditemukan.
Bayangkan: seorang kimiawan abad ke-19 yang sibuk main kartu elemen, lalu dengan santai bilang, “Eh, di sini harusnya ada unsur lain. Kita belum nemuin aja.”
Mari kita bahas lebih dalam: apakah tabel periodik yang dia susun sudah benar-benar terisi?
Mendeleev dan Tabel Periodik yang “Bolong-Bolong”
Pada tahun 1869, Mendeleev menyusun tabel periodik berdasarkan berat atom dan sifat kimia unsur yang sudah diketahui saat itu. Tapi ada yang unik: dia sengaja membiarkan beberapa kotak kosong. Ini bukan karena malas, melainkan karena dia yakin ada unsur yang belum ditemukan.
Lebih gokil lagi, dia nggak cuma meninggalkan celah. Dia juga memrediksi sifat-sifat unsur yang bakal mengisi celah itu — mulai dari massa atom, kepadatan, hingga sifat kimianya. Dan ternyata, prediksinya akurat!
Unsur-Unsur yang Mengisi Ramalan Mendeleev
Beberapa unsur yang berhasil ditemukan setelah prediksi Mendeleev antara lain:
- Germanium (Ge): Awalnya disebut eka-silikon oleh Mendeleev, karena dia memprediksi ada unsur di bawah silikon dengan sifat mirip.
- Gallium (Ga): Mendeleev menyebutnya eka-aluminium, dan sifat-sifat gallium yang ditemukan kemudian nyaris cocok 100% sama prediksinya.
- Scandium (Sc): Dulu disebut eka-boron, unsur ini ditemukan beberapa tahun setelah tabel Mendeleev terbit, dan lagi-lagi cocok sama prediksinya.
Ini kayak nulis soal ujian yang jawabannya bakal ketahuan 50 tahun kemudian — dan nilainya dapat A+.
Apakah Tabel Periodik Sekarang Sudah Lengkap?
Jawaban singkatnya: belum.
Meskipun unsur-unsur alami sudah hampir semua ditemukan, kita sekarang masuk ke era unsur sintetis — elemen yang hanya bisa dibuat di laboratorium dengan menabrakkan partikel atom berkecepatan tinggi. Unsur-unsur seperti flerovium (Fl), oganesson (Og), dan livermorium (Lv) adalah hasil eksperimen nuklir yang rumit.
Masalahnya, semakin berat unsurnya, semakin nggak stabil dia. Beberapa unsur hanya eksis selama sepersekian detik sebelum hancur. Ada teori kalau di luar sana, ada “pulau stabilitas” — unsur super berat yang bisa bertahan lebih lama dan mungkin punya sifat aneh yang belum kita pahami.
Jadi, Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Tabel periodik adalah bukti hidup bahwa sains itu berjalan terus. Ini bukan sekadar daftar unsur, tapi peta petualangan menuju pemahaman lebih dalam tentang alam semesta. Mendeleev mengajari kita bahwa keberanian untuk mengakui “kita belum tahu semuanya” adalah bagian penting dari kemajuan ilmiah.
Dan siapa tahu? Mungkin di masa depan, kita bakal nemuin unsur yang bisa mengubah teknologi secara radikal, atau bahkan bahan yang bikin manusia bisa menjelajah bintang. Semua dimulai dari tabel yang disusun oleh pria berjanggut yang nggak takut bilang, “Ada sesuatu yang hilang di sini.”
Jadi, kalau ada yang bilang sains itu membosankan, tunjuk aja tabel periodik. Itu bukan cuma daftar elemen, tapi catatan sejarah keingintahuan manusia yang nggak ada habisnya.
🔥 Kesimpulan: Tabel periodik belum benar-benar lengkap, dan itu bagus — artinya petualangan kita sebagai manusia untuk memahami alam semesta masih jauh dari kata selesai.

Bekerja untuk Keabadian Orbiz, anaknya Ngulik Enak, Cucunya Kopitasi, dan semua keturunannya kelak.
Leave a Reply