Terlampau singkat bagi romansaku, Lilea
Tersimpul di lesung pipitmu, dan tanpa tipuan
Sekecap hembusan yang–
Ah… itu pasti kau
Komet yang mengekor di ikat rambutmu,
Bukankah itu bukti kau berlaku curang!
Kerlap-kerlip bintang yang telah lama mati…
Tidak lebih dari remah solekanmu
Lihat, kan! Kepalaku kosong melompong
Cocok untuk vas bunga meja riasmu
Sayangnya, kau– di dalam vas itu,
Kau nona sepatu kaca, tertaut banyak peristiwa
Aku tentu menunggu, Lilea
Kau masih sibuk bercakap-cakap
Aku sibuk menenggak sari pati ciptaan Tuhan,
Yang turun temurun dikultuskan anak-anak Adam
Lilea, entah kau atau air melankoli ini
Sama-sama jadi hikayat sabda-sabda palsu
Leave a Reply