Oke, mari kita mulai dengan pertanyaan sederhana: Pernah nggak sih kamu tiba-tiba ngelamun, mikirin konsep “keadilan” atau “cinta sejati”? Kalau iya, selamat! Kamu sedang menggunakan kemampuan berpikir abstrak.
Tapi apa sih sebenarnya itu? Apakah itu semacam skill khusus buat orang-orang filsuf yang suka merenung di kafe sambil menyeruput espresso? Atau malah sesuatu yang kita semua pakai tanpa sadar?
Mari kita bedah lebih dalam.
Berpikir Abstrak vs. Berpikir Konkret
Jadi gini, kalau berpikir konkret itu fokus pada hal-hal nyata yang bisa dilihat, disentuh, atau dirasakan secara langsung, berpikir abstrak justru sebaliknya. Ini adalah kemampuan memahami konsep, ide, atau prinsip yang nggak bisa kita tangkap secara fisik.
Contohnya?
- Berpikir konkret: Kamu lihat apel di meja dan tahu itu apel.
- Berpikir abstrak: Kamu bisa membayangkan “buah” sebagai kategori umum yang mencakup apel, pisang, jeruk, dan sebagainya.
Atau contoh lain:
- Berpikir konkret: “Mobil ini bisa melaju karena ada mesinnya.”
- Berpikir abstrak: “Mobil ini adalah simbol kebebasan karena memungkinkan manusia pergi ke mana saja tanpa bergantung pada orang lain.”
Lihat bedanya? Berpikir konkret itu berurusan dengan “apa yang ada di depan mata”, sedangkan berpikir abstrak lebih ke “makna di balik sesuatu”.
Siapa yang Butuh Berpikir Abstrak?
Jawabannya: Semua orang.
Tapi ada profesi tertentu yang benar-benar mengandalkan kemampuan berpikir abstrak ini. Misalnya:
- Psikolog → Harus memahami motivasi, emosi, dan pola pikir orang lain, yang jelas nggak bisa diukur kayak panjang meja.
- Penulis & Seniman → Harus menerjemahkan konsep abstrak jadi cerita atau karya visual yang bisa dimengerti orang lain.
- Ilmuwan & Matematika → Fisika kuantum? Teori relativitas? Semua ini melibatkan pemahaman tentang konsep yang nggak bisa kita lihat langsung.
- Ahli Filsafat → Mereka bisa menghabiskan waktu bertahun-tahun buat memikirkan hal-hal yang mungkin nggak akan pernah bisa diuji secara konkret.
Di sisi lain, ada juga profesi yang lebih banyak mengandalkan berpikir konkret, misalnya mekanik, tukang bangunan, atau teknisi mesin, karena mereka lebih banyak bekerja dengan benda-benda fisik yang nyata.
Tapi, nggak peduli profesimu apa, kombinasi berpikir konkret dan abstrak itu yang bikin manusia bisa berkembang dan menciptakan hal-hal baru.
Kenapa Berpikir Abstrak Itu Penting?
Berpikir abstrak bukan cuma bikin kamu terdengar cerdas di tongkrongan. Ini juga bisa membantu dalam banyak aspek kehidupan:
- Menyelesaikan Masalah Secara Kreatif
- Misalnya, kalau ada jalanan yang macet, orang dengan berpikir konkret akan bilang, “Kita harus memperlebar jalan ini.”
- Tapi orang dengan berpikir abstrak mungkin akan bilang, “Kenapa nggak cari cara supaya orang lebih memilih transportasi umum daripada mobil pribadi?”
- Mengerti Makna di Balik Hal-Hal Sehari-hari
- Kenapa orang mengucapkan selamat pagi? Bukan cuma karena kebiasaan, tapi juga karena itu menciptakan hubungan sosial yang lebih baik.
- Kenapa ada simbol-simbol dalam budaya? Karena manusia butuh ekspresi yang lebih dalam daripada sekadar kata-kata.
- Beradaptasi dengan Perubahan
- Dunia berubah cepat. Teknologi berkembang. Orang yang terbiasa berpikir abstrak bisa lebih cepat memahami tren baru dan menyesuaikan diri.
Bisakah Berpikir Abstrak Dilatih?
Tentu bisa! Ini beberapa cara simpel buat mengasahnya:
✅ Baca Buku Filsafat atau Sastra – Buku-buku ini sering mengeksplorasi konsep yang kompleks dan bikin otak kamu berpikir lebih dalam.
✅ Latihan Analogi – Coba cari hubungan antara dua hal yang nggak terlihat jelas hubungannya. Misalnya, “Persahabatan itu kayak tanaman. Kalau nggak dirawat, bakal layu.”
✅ Diskusi & Tanya “Kenapa?” – Jangan puas dengan jawaban dangkal. Coba gali lebih dalam alasan di balik sesuatu.
✅ Latih Imajinasi – Coba bayangkan kalau kamu hidup di dunia tanpa uang. Gimana cara orang bertransaksi?
Kesimpulan: Dunia Nggak Bisa Jalan Tanpa Berpikir Abstrak
Berpikir abstrak itu bukan sekadar skill buat orang yang suka mikir berat. Ini adalah kemampuan dasar yang bikin kita bisa menciptakan seni, sains, teknologi, dan bahkan memahami satu sama lain lebih baik.
Jadi, kalau kamu sering melamun dan berpikir tentang “kenapa hidup begini?” atau “apa arti kebahagiaan?”, jangan khawatir. Itu cuma tanda bahwa otakmu bekerja dengan baik.
Siapa tahu, dari satu pikiran abstrak, kamu bisa menemukan sesuatu yang bisa mengubah dunia? 🚀

Bekerja untuk Keabadian Orbiz, anaknya Ngulik Enak, Cucunya Kopitasi, dan semua keturunannya kelak.
Leave a Reply