Pernah nggak sih kamu merasa kalau hidup ini kayak drama tragedi yang penuh penderitaan? Atau justru seperti komedi absurd yang nggak masuk akal tapi tetap bikin ketawa? Nah, ada sebuah kutipan terkenal yang bilang:
“Hidup adalah tragedi bagi mereka yang merasa, dan komedi bagi mereka yang berpikir.”
Kutipan ini menyiratkan bahwa cara kita memandang kehidupan—dengan hati atau dengan pikiran—akan sangat mempengaruhi bagaimana kita menjalaninya. Yuk, kita bahas lebih dalam!
Hidup adalah Tragedi bagi Mereka yang Merasa
Bagi orang yang cenderung emosional, hidup sering terasa seperti tragedi. Kenapa? Karena mereka merasakan semuanya dengan sangat dalam. Sedikit saja masalah, rasanya dunia runtuh.
- Ketika ada konflik, mereka terluka secara emosional.
- Saat kegagalan datang, mereka sulit move on.
- Kehidupan sering kali terasa berat karena mereka mengalami penderitaan dengan sepenuh hati.
Emosi memang bagian alami dari manusia, tapi kalau kita terlalu larut di dalamnya, hidup bisa terasa seperti roller coaster yang nggak ada hentinya.
Hidup adalah Komedi bagi Mereka yang Berpikir
Sebaliknya, orang yang lebih rasional melihat hidup sebagai komedi. Mereka menyadari bahwa dunia ini penuh ironi dan absurditas, sehingga lebih mudah untuk tertawa daripada menangis.
- Gagal? Ya sudah, dicari solusinya.
- Ditolak? Anggap saja pengalaman baru.
- Dunia ini kacau? Wajar, memang begitu adanya.
Mereka lebih melihat segala sesuatu dengan logika dan perspektif luas, sehingga tidak mudah terjebak dalam drama kehidupan.
Jadi, Mana yang Lebih Baik?
Jawabannya? Keseimbangan.
Terlalu emosional bisa bikin hidup terasa berat, tapi terlalu logis juga bisa bikin kita kehilangan sisi kemanusiaan. Emosi membuat kita peduli, tapi akal sehat membuat kita bertindak bijak. Jadi, kuncinya adalah tahu kapan harus merasa dan kapan harus berpikir.
Misalnya:
- Dalam menghadapi masalah pribadi, gunakan perasaan untuk berempati, tapi tetap pakai logika untuk mencari solusi.
- Dalam situasi sulit, sadari bahwa kesedihan itu wajar, tapi jangan lupa melihat sisi humor agar tidak terjebak dalam keterpurukan.
Akhirnya, hidup memang punya banyak sisi. Kadang kita harus menangis, kadang kita harus tertawa. Yang jelas, cara kita memandangnya akan menentukan bagaimana kita menghadapinya.
Jadi, menurut kamu, hidup ini lebih seperti tragedi atau komedi?

Bekerja untuk Keabadian Orbiz, anaknya Ngulik Enak, Cucunya Kopitasi, dan semua keturunannya kelak.
Leave a Reply